Asal-Usul Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Salah satu hari besar agama Islam adalah hari peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang dikenal dengan istilah Maulid Nabi Muhammad SAW. Kata “Maulid” sendiri berasal dari Bahasa Arab yang mengandung arti “waktu kelahiran” atau “tempat kelahiran.” Oleh karena itu, istilah “Maulid Nabi Muhammad SAW” mengandung arti waktu kelahiran atau tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW.

20000101080140 IMG 0927 1
Foto@Abiiel Elzaalza

Umat Islam di seluruh negara memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW setiap hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal, bulan ketiga dalam kalender Hijriah. Ini adalah hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang paling diterima secara umum dikalangan para ulama. Umat Islam di seluruh dunia akan menyambut dan mengisi hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan berbagai tradisi festival seperti, doa bersama, makan-makan, dan lain-lain.

Namun demikian, sebagian Muslim memandang bahwa peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan inovasi keagamaan yang mengandung bid’ah atau tidak diajarkan pada zaman Nabi Muhammad SAW, sementara yang lain melihatnya sebagai acara suci untuk merayakan kecintaan terhadap Nabi dan mengingat ajarannya. Lantas, kapan tradisi awal mula peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW diadakan?

20000101080007 IMG 0913 1
Foto@Abiiel Elzaalza

Pada umumnya ada beberapa teori yang berbeda tentang asal-usul tokoh atau orang yang menjadi pelopor peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, antara lain:

Dinasti Syi’ah Fatimiyah. Sebagian ulama berpendapat bahwa peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pertama kali diadakan ditemukan di Mesir pada masa Dinasti Syiah Fatimiyah. Di Mesir pada abad ke-10 Masehi, Dinasti Fatimiyah yang berbasis di Kairo memainkan peran penting dalam mempopulerkan peringatan Maulid Nabi. Dinasti Fatimiyah mendukung perayaan besar-besaran yang melibatkan prosesi, pameran seni, dan ceramah keagamaan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW (Hasan as-Sundawi, Tarikhul Ihtifal bil Maulidin Nabawi: Matba’ah al-Istiqamah, cetakan pertama: 1980, 60-65).

Baca Juga:  Perkembangan Makna Jihad dalam Islam

Sultan al-Muzhaffar. Pendapat lain mengatakan bahwa peringatan pertama kali Maulid Nabi Muhammad SAW diadakan oleh al-Muzhaffar atau Abu Sa’id al-Kukburi bin Zainuddin Ali bin Buktikin yang berkuasa di wilayah Irbil (sekarang Baghdad), Irak. Al-Muzhaffar merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW pada tahun 604/1207 di Irbil. Ia dikenal dalam sejarah Islam sebagai salah satu pelopor dalam mempromosikan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di wilayahnya. (Imam as-Suyuthi, al-Hawi lil Fatawi: Beirut, Darul Fikr: 2004, juz I,182).

Sultan Nuruddin Zengi. Ada juga pendapat yang mengatakan peringatan pertama kali Maulid Nabi diselenggarakan oleh Sultan Nuruddin Zengi atau Nuruddin Mahmud bin Imaduddin Zanki bin Aq-Sunqur. Sultan Nuruddin Zengi hidup sekitar dua abad setelah kelahiran Nabi Muhammad, yaitu pada abad ke-12 Masehi. Dia memerintah di wilayah-wilayah seperti Aleppo dan Mosul di wilayah Suriah dan Irak modern. Sultan Nuruddin Zengi dikenal karena perannya dalam perang salib ke-2 (1144 M), sebelum perang salib yang dipimpin oleh Salahudun al-Ayyubi. Pada masa kepemimpinannya, Sultan Nururddin rutin menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW (Syekh al-Muthi’i, Irsyadu Ahlil Millah ila Itsbati Ahlillah: Mesir, Darul Mishriyah: 2005, 40).

Khaizuran. adalah seorang wanita yang hidup pada abad ke-8 Masehi dan dikenal sebagai salah satu istri dari khalifah ketiga Abbasiyah yaitu al-Mahdi. Dia dikenal karena memiliki peran dalam mempromosikan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid al-Nabawi di Madinah pada saat melakukan kunjungan di Makkah dan Madinah.

Berdasarkan hal di atas, ada beragam teori atau pendapat mengenai asal-usul peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Sejarah seputar peringatan Maulid Nabi penuh dengan berbagai versi dan interpretasi, dan tidak ada konsensus sejarah yang jelas tentang siapa yang pertama kali memulai peringatan ini. Peringatan ini semakin berkembang pesat juga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti, pengaruh sufisme. Peringatan Maulid Nabi dianggap sebagai cara untuk meningkatkan kecintaan dan kekaguman terhadap Nabi Muhammad. Mereka melihat peringatan ini sebagai kesempatan untuk memahami ajaran Nabi dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga:  Ternyata leluhur Nabi Muhammad SAW bukan Orang Arab Asli?

Faktor Pengaruh Kepemimpinan Politik juga ikut mendorong berkembangnnya peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Pada beberapa periode sejarah, pemimpin politik dan penguasa Islam memainkan peran dalam mempromosikan peringatan Maulid Nabi sebagai alat untuk mempersatukan umat Islam di bawah kepemimpinan mereka.

Akhirnya, sulit untuk mengidentifikasi satu individu atau pemimpin tertentu sebagai orang pertama yang merayakannya. Tradisi ini tetap hidup dan penting dalam budaya Islam di seluruh dunia hingga saat ini. Perayaan Maulid Nabi telah menjadi bagian integral dari budaya Islam di seluruh dunia dan terus diperingati oleh berbagai komunitas Muslim.

Penulis: AA

Tim Redaksi Asal-Usul

Tinggalkan komentar

error: Content is protected !!